KESIAPAN PEMBANGUNAN PLTN DI INDONESIA

Pemanfaatan nuklir di Indonesia pada dasarnya telah diinisiasikan sejak jaman kemerdekaan melalui visi misi presiden pertama Indonesia yaitu Soekarno. Oleh karena itu dibentuklah BATAN 1958 dan masih terus dikembangkan hingga saat ini (Ditjen EBTKE dalam detik.com). Pemanfaatan nuklir dimaksudkan untuk meningkatkan pasokan listrik serta memberikan alternatif pemanfaatan cadangan sumber daya alam uranium yang cukup melimpah. Kebutuhan listrik meningkat setiap tahunnya dan diperkirakan mencapai 35.000 MW dalam lima tahun ke depan, oleh karena itu dibutuhkan sumber-sumber alternatif selain energi fosil yang cadangannya semakin berkurang. Selain itu, energi nuklir juga dapat dimanfaatkan pada bidang kehidupan mulai dari kesehatan, industri, hidrologi, dan sebagainya. Walaupun apabila tidak dikelola dan diawasi dnegan baik dapat menimbulkan bahaya yang cukup besar, namun Kementerian ESDM menyatakan kepercayaan dirinya akan kemampuan lembaga nuklir Indonesia untuk mengawasi dan mengelola PLTN dengan adanya 3 reaktor nuklir (Serpong, Bandung, dan Yogyakarta) yang masih aktif di Indonesia.

Saat ini Indonesia sudah dinyatakan siap oleh IAEA (International Atomic Energy Agency) untuk membangun PLTN sejak tahun 2009. Indonesia pun telah memiliki Badan Pengawas Nuklir yang bertugas mengawasi dan menginspeksi izin pemakaian zat radioaktif di Indonesia sesuai diamanatkan UU Nomor 10 Tahun 1997 Tentang Ketenaganukliran serta peraturan terkait lainnya. Dalam PP No. 2 Tahun 2014 Tentang Perizinan Instalasi Nuklir dan Pemanfaatan Bahan Nuklir sebagai pengganti PP No. 43 Tahun 2006 Tentang Perizinan Reaktor Nuklir di Indonesia diuraikan bagaimana tata cara perizinan untuk tapak, konstruksi, commissioning, operasi dan bahkan sampai decommissioning.
Terkait dengan kesiapan pembangunan PLTN, BATAN menyatakan bahwa secara garis besar dari segi teknologi dan SDM, bangsa Indonesia sudah siap dengan adanya kerjasama di bidang teknologi nuklir dengan bangsa-bangsa lain. Namun, peran masyarakat tentunya masih sangat dibutuhkan. Oleh karena itu, pada tahun 2015 BATAN bekerjasama dengan Lembaga Sigma Research telah melakukan kerja sama terkait dengan survei penerimaan masyarakat dalam pemanfaatan teknologi nuklir di bidang energi dan non energi. Dalam survei ini diambil 4000 orang diambil sebagai responden pada 34 provinsi. Survei ini fokus pada pemahaman dan pengetahuan masyarakat terkait dengan dampak positif dan negatif dari penggunaan teknologi nuklir. Hasil survei menunjukkan bahwa 75,3% masyarakat telah menerima pembangunan PLTN sebagai alternatif penyedia kebutuhan listrik di Indonesia. Data yang diperoleh dari kegiatan survei menunjukkan beberapa temuan yang antara lain:

  1. Penerimaan masyarakat yang bertempat tinggal di luar Pulau Jawa lebih besar, hal ini dapat disebabkan oleh kurangnya pasokan energi listrik yang kurang khususnya di luar Pulau Jawa
  2. Sudah banyak masyarakat yang mengetahui tentang nuklir melalui pemberitaan media
  3. Tingkat penerimaan masyarakat telah meningkat sejak tahun 2011

 

Picture2

http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/15053/print

Picture1

http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/15053/print

Untuk mendukung pengembangan nuklir di Indonesia, Bapeten (Badan Pengawasan Tenaga Nuklir) meluncurkan sebuah lembaga kesiapsiagaan nuklir bernama I-Concept (Indonesia Center of Excellence on Nuclear Security and Emergency Preparedness). Konsep lembaga ini mengambil contoh lembaga tanggap darurat nuklir di Jepang yang berada langsung di bawah Perdana Menteri (Suara Karya, 03 Desember 2015). I-Concept juga akan menjadi lembaga pendukung dalam penyiapan sumber daya manusia yang handal melalui program-program pendidikan dan pelatihan. Selain juga memberikan dukungan teknis dan ilmiah.

Namun, pengembangan PLTN ini masih menjadi pilihan terakhir dalam mendukung pemenuhan kebutuhan listrik Indonesia. Khususnya apabila pada tahun 2025 energi terbarukan belum mampu mencukupi kebutuhan energi (Bisnis Indonesia, 07 Desember 2015). Walaupun sudah terdapat beberapa negara investor yang tertarik seperti Korea Selatan dan Rusia.

http://www.batan.go.id/index.php/id/kedeputian/manajemen/hhk/1971-75-masyarakat-indonesia-telah-siap-menerima-pltn

http://finance.detik.com/read/2015/05/08/111659/2909624/1034/sejak-zaman-soekarno-ri-sudah-menyatakan-go-nuclear

http://www.ristek.go.id/index.php/module/News+News/id/15053/print

Leave a comment